Oct 30, 2011

PENGARUH SEJARAH DUNIA TERHADAP MASYARAKAT DI INDONESIA


PENGARUH SEJARAH DUNIA TERHADAP MASYARAKAT DI INDONESIA


A.    REVOLUSI AMERIKA
Latar Belakang
v  Pendiri kolonial Amerika adalah pelarian-pelarian agama dari Inggris
v  Paham kebebasan dalam perdagangan
v  Inggris butuh dana besar setelah Perang Tujuh Tahun dengan Prancis
v  Peristiwa The Boston Tea Party, Desember 1773
Peristiwa
Perang Kemerdekaan Amerika pada mulanya hanya merupakan penentang kebijakan pemerintah Inggris yang dianggap semena-mena. Pada saat itu belum ada tujuan untuk mencapai kemerdekaan.
Pada tahun 1776, Thomas Paine mengutarakan pendapatnya dalam sebuah karangan yang berjudul Comon Sense (Akal Sehat). Yang berisi gagasan kemerdekaan. Pendapat Paine tersebut menyadarkan penduduk koloni Amerika untuk mengubah perjuangan mereka dari hanya menentang kebijakan pemerintah Inggris menjadi perjuangan mencapai kemerdekaan.
Pada tanggal 4 Juli 1776 ditandatangani Declaration of Independent dan tanggal tersebut dijadikan Hari Kemerdekaan Amerika (Independent Day).
Kongres pun kemudian menyepakati adanya Articles of Cofederation sehingga terbentuklah United State of Amerika (USA).
Dalam Perjanjian Paris tahun 1783 Inggris akhirnya mengakui kemerdekaan Amerika. Deklaration of independent, 4 Juli 1776 sebagai pernyataan kemerdekaan Amerika mengandung nilai-nilai penghargaan terhadap hak asasi manusia (Human Right), deklarasi tersebut kemudian mengilhami perjuangan bangsa-bangsa lain untuk mencapai kemerdekaan.

MASA PENDUDUKAN JEPANG


MASA PENDUDUKAN JEPANG

Masuknya Jepang ke Indonesia
Di Indonesia, tentara Jepang masuk di awali dengan menguasai Tarakan selanjutnya menguasai Balikpapan, Pontianak, Banjarmasin, Palembang, Batavia (Jakarta), Bogor terus ke Subang, dan terakhir Kalijati. Dalam waktu yang singkat Indonesia telah jatuh ke tangan Jepang.
Penyerahan tanpa syarat oleh Letjen H. Ter Poorten selaku Panglima Angkatan Perang Hindia Belanda atas nama Angkatan Perang Sekutu kepada Angkatan Perang Jepang di bawah pimpinan Letjen Hitosyi Imamura pada tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati menandai berakhirnya kekuasaan pemerintahan Belanda di Indonesia dan digantikan oleh kekuasaan Kemaharajaan Jepang.

Pemerintahan militer Jepang di Indonesia terbagi atas tiga wilayah kekuasaan berikut :
1.    Tentara XVI (Rikugun/Angkatan Darat) memerintah atas wilayah Jawa dan Madura yang berpusat di Jakarta.
2.    Tentara XXV (Rikugun /Angkatan Darat) memerintah atas wilayah Sumatra yang berpusat di Bukittinggi.
3.    Armada Selatan II (kaigun/Angkatan Laut) memerintah atas wilayah Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua berpusat di Makassar.
Pemerintahan pada wilayah masing-masing tersebut dipimpin oleh kepala staf tentara/armada dengan gelar gunseikan (kepala pemerintahan militer) dan staf pemerintahan militer disebut gunseikanbu.

Pergerakan Nasional pada Masa Pendudukan Jepang
a)   Gerakan 3 A
Gerakan 3 A yang mempunyai semboyan Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Pemimpin Asia .Organisasi tersebut dicanangkan pada bulan April 1942. Gerakan 3 A ini dipimpin oleh Hihosyi Syimizu (propagandis Jepang) dan Mr. Samsudin (Indonesia).

Lahirnya Orde Baru


Lahirnya Orde Baru

Sejak gerakan 30 September 1965 berhasil ditumpas, Presiden Soekarno belum bertindak tegas terhadap G 30 S/PKI. Hal ini menimbulkan ketidaksabaran di kalangan mahasiswa dan masyarakat. Pada tanggal 26 Oktober 1965 berbagai kesatuan aksi seperti KAMI, KAPI, KAGI, KASI, dan lainnya mengadakan demonsrasi. Mereka membulatkan barisan dalam Front Pancasila. Dalam kondisi ekonomi yang parah, para demonstran menyuarakan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura).
Pada tanggal 10 Januari 1966 dipelopori oleh KAMI para demonstran mendatangi DPR-GR dan mengajukan TRITURA yang isinya:
1. Pembubaran PKIdan ormas-ormasnya,
2. Bersihkan kabinet Dwikora dari unsur-unsur G 30 S/PKI, dan
3. Penurunan harga/Perbaikan Ekonomi

GERAKAN 30 SEPTEMBER 1965


GERAKAN 30 SEPTEMBER 1965
A.    Latar Belakang
Pada masa Demikrasi Terpimpin muncul 2 kekuatan yang saling bersaing yaitu Angkatan Darat dan PKI

B.     Tokoh
PKI = D.N Aidit (Ketua PKI), dan Lelkol Untung (pemimpin G.30 S)

C.    Jalannya Peristiwa :
Malam hari tanggal 30 September 1965 sekelompok militer melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap sejumlah perwira tinggi Angkatan Darat. Kelompok ini menamakan dirinya Gerakan 30 September  (G.30 S) dibawah pimpinan Lelkol Untung. Selain melakukan penculikan mereka juga menguasai 2 sarana penting komunikasi yaitu RRI Pusat dan gedung pusat Telekomunikasi

PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA


PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA

A.    FAKTOR PENDORONG LAHIRNYA NASIONALISME INDONESIA
a.      FAKTOR INTERN
    1. Kisah Kejayaan Bangsa Indonesia
    2. Penderitaan Rakyat akibat Politik Drainage
    3. Diskriminasi Rasial
    4. Lahirnya Gol. Terpelajar

b.      FAKTOR EKSTERN
    1. Kemenangan Perang Jepang atas Rusia th. 1905
    2. Berkembangnya Paham Nasionalisme di Asia-Afrika
    3. Masuknya Paham-paham Baru

PAHAM-PAHAM BARU
1.      Liberalisme adalah suatu paham yang menghendaki adanya kebebasan individu dalam segala bidang.
2.      Demokrasi adalah suatu paham dimana kekuasaan tertinggi (kedaulatan) dalam suatu negara berada di tangan rakyat.
3.      Sosialisme adalah suatu paham kenegaraan dan berekonomi yang menghendaki kesejahteraan bersama / berusaha supaya harta, benda, industri, dan perusahaan menjadi milik negara/bersama.
4.      Nasionalisme adalah suatu paham (ajaran) dimana kesetiaan tertinggi individu diberikan kepada bangsa dan negara sendiri.

Oct 27, 2011

DEMOKRASI TERPIMPIN (1959-1966)


DEMOKRASI TERPIMPIN (1959-1966)
Demokrasi terpimpin di Indonesia dimulai sejak dikeluarkannya Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 sampai dikeluarkannya SUPERSEMAR pada tanggal 11 Maret 1966. Demokrasi terpimpin di Indonesia dimaksudkan oleh Soekarno sebagai demokrasi yang sesuai dengan kepribadian bangsa, yang berbeda dengan system demokrasi liberal yang merupakan produk dari barat, tetapi pada pelaksanaannya, Demokrasi Terpimpin mengalami bentuk macam penyimpangan.
TUGAS DEMOKRASI TERPIMPIN :
Demokrasi Terpimpin harus mengembalikan keadaan politik negara yang tidak setabil sebagai warisan masa Demokrasi Liberal menjadi lebih mantap/stabil.
Namun pada pelaksanaannya masa Demokrasi Terpimpin mengalami berbagai macam bentuk penyimpangan. Penyimpangan tersebut diakibatkan oleh terpusatnya kekuatan politik pada Presiden Soekarno
Kebijakan Politik Dalam Negeri
A. Pembentukan MPRS
Sesuai dengan diktum dekrit, maka Presiden Soekarno membentuk Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara berdasarkan Penpres no.2 tahun 1959. Seluruh anggota MPRS tidak diangkat melalui pemilihan umum, tetapi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan 3 syarat, yaitu :
  1. Setuju kembali kepada UUD 1945
  2. Setia kepada perjuangan RI
  3. Setuju kepada manifesto politik
Tugas MPRS : mengesahkan GBHN
Dalam sidang-sidangnya, MPRS telah mengeluarkan beberapa kebijakan penting seperti :
1.  Penetapan manifesto politik RI sebagai bagian dari GBHN
2. Penetapan Garis-garis Besar Pembangunan Nasional Berencana tahap 1 (1961-1969)
3. Menetapkan Presidan Soekarno sebagai Presiden seumur hidup